“Barangsiapa
yang mendengar ada Dajjal, maka hendaklah ia bersmbunyi darinya. Demi
Allah, ada seseorang yang mendatanginya dan dia mengira bahwa ia akan
tetap beriman lantas dia mengikutinya, karena banyaknya syubhat yang
menyertainya.” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim)
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW melihat Dajjal dalam mimpi. Beliau melukiskan “laki-laki
berbadan besar, berkulit kemerahan, rambutnya keriting, buta sebelah,
matanya seperti sebutir anggur yang menonjol. Manusia yang paling mirip
dengannya adalah Ibnu Qothn bin Khuza’ah.”
Perbincangan
mengenai dimana turunnya Dajjal memang memiliki banyak penjelasan dan
versinya masing-masing. Namun kita harus pandai-pandai dalam menyikapi
dan mengumpulkan banyak hadis untuk melihat gamabran jernih tentang
tempat turunnya Dajjal. Dalam penelusuran lebih jauh, riwayat-riwayat
yang ada tidak memberikan informasi yang begitu rinci. Hadits Tamim Ad
Dari yang diriwayatkan oleh Fatimah binti Qais menjelaskan posisi Dajjal
berada di laut Yaman. Sedangkan janji Rasulullah SAW tentang tempat
keluarnya Dajjal berada di wilayah Khurasan. Hal ini sebagaimana yang
diriwayatkan Imam Ahmad dimana Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal
akan keluar di bumi bagian Timur yang disebut Khurasan. Ia diikuti oleh
beberapa kaum yang wajah mereka seperti perisai yang dipukuli.”
Menurut Abu Fatiah Al Adnani dalam bukunya Fitnah dan Petaka Akhir Zaman,
Khurasan adalah sebuah makna yang berarti tempat terbit matahari. Ia
merupakan negeri yang amat luas meliputi beberapa negeri Persi,
Afghanistan, dan Turkistan. Khurasan memanjang ke Asia antara sungai
Amudariya sebelah utara serta Timur dan Gunung Hindukus sebelah selatan
serta beberapa daerah Persi bagian Barat.
Tidak
hanya itu, Khurasan juga memanjang ke beberapa negara seperti Shafad
dan Sajistan. Oleh karena itu ia dinisbatkan dengan Negara-negara besar
seperi Bukhari, Khawarizmi, Ghaznah, dan Isfahan. Dan Khurasan yang
diketahui saat ini adalah Negara Persi yang terletak di bagian Timur dan
Timur Laut Iran, yang kita ketahui bersama notabene penduduknya adalah
Syiah.
Masih
menurut Abu Fatiah al Adnani, ia menyatakan bahwa sebagian penulis
tentang fitnah Akhir Zaman membagi periode keluarnya Dajjal, yang
pertama adalah Dzuhur yang berarti kemunculan dan Khuruj yang berarti
keluarnya Dajjal. Kalimat Dzuhur dimaknai sebagai fase kemunculan dan
Khuruj memiliki arti sebagai keluarnya dalam bentuk dan wujud yang bukan
aselinya, waktunya sangat panjang dan itu terjadi sebelum kemunculan Al
Mahdi.
Khuruj
juga bermakna keluarnya Dajjal untuk yang terakhir kalinya dalam bentuk
fisik sebagaimana yang disebutkan dalam banyak riwayat yaitu buta
matanya dan bertuliskan kata ka fa ra tepat di dahinya. Fase keluarnya
ini hanya terjadi selama 40 hari dan terjadi setelah keluarnya al Mahdi.
DR. Umar Sulaiman al Asyqar dalam kitabnya al Yaum al Akhir juga
membagi dua periode antara munculnya Dajjal dan keluarnya Dajjal. Ia
mengatakan bahwa Dajjal akan muncul dari timur, suatu daerah Persia
bernama Khurasan. Ini dikuatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Hakim, Ahmad, dan Dhiya’ dalam al-Mukhtar,
dari Abu Bakar Shiddiq yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, “Sesungguhya Dajjal
muncul disebuah daerah di timur bernama Khurasan. Ia diikuti oleh
orang-orang yang wajahnya seperti tameng yang ditempa palu.”
Dalam
penjelasan lebih jauh, keluarnya Dajjal yang pertama kali adalah untuk
unjuk kekuatan, membuat fitnah, teror, mencari pendukung, dan menebar
propaganda bahwa dirinya adalah tuhan semesta alam. Peristiwa ini
berlangsung selama waktu yang tidak diketahui. Selama masa ini pun
Dajjal mendapatkan kemenangan dan banyak mengalahkan musuh-musuhnya.
Dalam
suatu riwayat yang menunjukkan bagaimana proses kemunculan Dajjal
pertama kali di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili, “Di
awal kemunculannya, ia berkata: ‘Aku adalah Nabi. Padahal tidak ada
nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata: ‘Aku adalah
Rabb kalian’, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga
kalian mati.” (HR. Ibnu Majjah. II/512-516)
Adapun
keluarnya Dajjal yang terakhir kalinya adalah pada saat pertempuran
akhir antara Dajjal dan kaum muslimin. Pendukung Dajjal saat itu bukan
lagi para Yahudi yang tinggal di Israel. Mungkin saja Yahudi Israel saat
itu sudah dikalahkan oleh kaum muslimin ketika penaklukan baitul Maqdis
dilakukan oleh Al Mahdi.
Pendukung
Dajjal sendiri adalah kaum Yahudi Asbahan yang tinggal di sebuah
perkampungan Yahudiyyah. Jumlah mereka sebanyak 70.000 orang dengan
memakai topi. Dari Anas bin Malik ra, sabda beliau SAW, “Dajjal akan keluar dari kota Yahudi Isfahan (Wilayah di Khurasan, Iran, red.) bersama 70,000 penduduk Isfahan”. (Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata Shahih)
“Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi dari kota Isfahan (Nan), mereka memakai Al-Tayalisah”. (HR. Muslim)
Menurut
Abu Fatiah al Adnani, keluarnya Dajjal dari arah Timur ini disebabkan
oleh kemarahan, hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya Dajja akan keluar karena suatu kemarahan”
(HR. Muslim dan Ahmad dari Ibnu Umar). Adapun peristiwa keluarnya
Dajjal yang kedua kalinya adalah karena datangnya batsyatul kubra atau
hantaman yang keras berupa meteor dari langit dan munculnya Dukhan). Dan
ini terjadi setelah Al Mahdi dan kaum muslimin berhasil menaklukan
Konstantin.
Dajjal Muncul Dari Segitiga Bermuda?
Adapun
mengenai pertanyaan saudara tentang kemunculan Dajjal dari Segitiga
Bermuda, secara jujur saya tidak menemui bukti-bukti yang shahih dari Al
Qur’an maupun hadis tentang kebenaran hal itu.
Rasulullah memang pernah memberikan sinyal kedatangan Dajjal yang terkait sebuah laut. Ia bersabda, “Ketahuilah
bahwa dia berada di laut Syam atau Laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan
datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah
timur… dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur.”
Kalaulah
memang Dajjal akan muncul di segitiga Bermuda, pasti Rasulullah memakai
redaksi kata “Barat” dan dengan jelas menunjukkan lokasi laut yang
dituju. Dan kita juga tidak bisa menjustifikasi sebuah hadis untuk
kemudian dilekatkan dengan kemunculan Dajjal di segitiga Bermuda. Sebab
dalam melihat persoalan Dajjal kita harus mengumpulkan seluruh hadis
sebagai penguat antara satu hadis dengan hadis lainnya.
Saya
sendiri masih meragukan temuan-temuan yang mengatakan beberapa pesawat
hilang begitu saja di Laut Bermuda. Kita mengetahui bahwa Amerika
Serikat adalah Negara yang gemar membuat kisah-kisah mistik dan berbagai
propaganda seperti UFO dan lorong waktu yang juga mereka kaitkan dengan
keberadaan segitiga Bermuda. Jika ini tidak disikapi dengan bijak,
kepercayaan semacam ini bisa menggerus akidah umat Islam bahwa ada
kekuatan yang lebih hebat dari Allahuta’ala dalam menentukkan takdir
seseorang.
“dan
Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu,
kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar
sangat mengingkari nikmat. (Al Hajj: 66)
“Mengapa
kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” (Al Baqarah: 28)
Menariknya
kisah keangkeran Segitiga Bermuda pernah dibantah oleh kalangan Barat
sendiri. Perusahaan asuransi laut Lloyd's of London pernah menyangkal
misteri segitiga Bermuda selama ini. Mereka menyatakan bahwa segitiga
bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di
seluruh dunia. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan
sejumlah pengamatan dan penyelidikan kasus perihal misteri segitiga
Bermuda. Allahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar